Masih belum sempurnanya sistem daya tahan tubuh, membuat bayi rentan mengalami beragam penyakit termasuk pilek. Ada sekitar 200 jenis virus yang dapat menyebabkan pilek pada bayi.
Pilek ditandai dengan keluarnya cairan berwarna jernih dari hidung yang dapat berubah kekuningan atau kehijauan setelah satu minggu. Kemungkinan disertai batuk atau sedikit demam. Umumnya bayi masih mau makan atau bermain secara normal. Bagaimana menangani pilek pada bayi dengan tepat?
Tindakan yang Dapat Dilakukan di Rumah
Hidung beringus yang dialami bayi sebenarnya merupakan suatu cara menyingkirkan kuman dalam tubuh. Namun, jika cairan yang timbul dari hidung terlalu banyak, dapat mengganggu pernapasannya.
Berikut beberapa cara untuk meringankan gejala pilek pada bayi yang dapat dilakukan orang tua di rumah :
- Tempatkan bayi di ruangan tanpa AC untuk mengurangi hidung tersumbat. Bila bayi lebih nyaman dalam ruangan AC, gunakan mesin pelembap udara atau manfaatkan uap air panas. Anda dapat menambahkan minyak esensial seperti mentol.
- Jika pilek pada bayi sudah sangat mengganggu, encerkan lendirnya dengan air garam yang diteteskan ke ujung lubang hidung bayi. Lalu, gunakan alat penyedot ingus bayi untuk membersihkan hidung.
- Tepuk perlahan punggung bayi untuk membantu meringankan penapasannya yang tersumbat. Baringkan bayi dengan posisi tengkurap pada lutut atau biarkan bayi duduk di pangkuan dengan condong ke arah depan.
- Untuk menghindari iritasi, Anda dapat mengoleskan petroleum jelly di bagian luar lubang hidung.
- Bersihkan cairan hidung atau lendir yang mengeras pada hidung bayi. Gunakan kapas yang dibasahi dengan air hangat.
- Anda dapat memberikan teh hangat untuk bayi yang berusia di atas 6 bulan. Hal ini dapat membantu meredakan hidung tersumbat.
- Hindari menggunakan spray hidung pada bayi. Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter untuk tindakan tersebut
Jangan Sembarangan Memberi Obat
Pilek yang tidak mengganggu pola makan bayi atau aktivitas bayi tidak memerlukan tindakan khusus. Hindari penggunaan obat-obat bebas pada anak di bawah usia 6 tahun karena kemungkinan efek sampingnya yang berbahaya. Sebaiknya obat-obatan yang diberikan selalu melalui pengawasan dokter.
Jika bayi demam, maka konsultasikan dengan dokter mengenai kemungkinan memberikan parasetamol atau ibuprofen. Jangan pernah memberikan aspirin pada bayi karena dapat berisiko menyebabkan efek samping berbahaya.
Hindari juga obat-obatan herba, seperti ephedra atau efedrin, yang digunakan untuk meredakan hidung tersumbat, tapi memiliki risiko efek samping lebih besar daripada manfaatnya.
Kondisi yang Harus Diwaspadai
Meski pilek merupakan salah satu penyakit yang umum dialami bayi, namun ada beberapa kondisi yang membuat orang tua perlu waspada dan segera berkonsultasi dengan dokter, antara lain :
- Pilek yang diiringi batuk dan demam lebih dari 39 derajat celsius pada anak di bawah usia 6 Atau demam mencapai lebih dari 40 derajat Celsius pada anak di atas 6 bulan. Demam berlangsung lebih dari dua hari.
- Mata berair atau muncul kotoran mata.
- Batuk pada bayi semakin parah atau diiringi napas yang cepat, terdengar bunyi mengi saat bayi bernapas.
- Perubahan signifikan pada pola makan atau tidur, sering mengantuk atau rewel.
- Bayi menangis saat menyusu sambil menggosok atau menarik telinga dan menangis ketika diletakkan di tempat tidur.
- Pilek yang terjadi tidak membaik setelah 5-7 hari.
Bayi dengan daya tahan tubuh yang belum sempurna, berisiko mengalami berbagai penyakit termasuk pilek. Pilek yang disertai dengan gejala-gejala berat, harus diwaspadai. Konsultasikan dengan dokter.
Tag :
Keluarga